:::::: Ujung Jariku ::::::


HOME

UjungJariku

PROFIL PENGGORES

B. Dwiagus S.
Peziarah penasaran.
Pengembara di jalan kehidupan.
Plegmatis bermimpi jadi pemimpin.
Pragmatis pengejar solusi dingin.
Perenung aneh yang pendiam dan sederhana.
Pengumbar cinta untuk: Klaudia dan Lentera.

Mama Lentera Lentera

TEMA & TOPIK


TULISAN TERBARU

Tilik Tetangga



jejaring

KomunitasReferensi BloggerFamily
IKANED IAP
ASEAN Secretariat GTZ
MediaCare
Bike-to-Work Indo-MONEV

KOLOM KAMPANYE

Ultah-Bike-to-Work



FEED FOR FUN

UjungJariKu

↑ Grab this Headline Animator



TUMPANG TENAR

Profil Facebook de Benedictus Dwiagus Stepantoro



ATRIBUT APRESIASI

Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com

Blogger

Get Firefox!

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 2.5 License.
Desain dasar dari: Blogskins
Image: PGP!
Brushes: Rebel-heart
Designer: Ebullient*




Peace makers.....

Posted on Tuesday, June 08, 2004

Pagi tadi aku mendapatkan sebuah cerita dari Alkitab, dan sebuah cerita lagi dari email di sebuah mailing list.

Yang pertama, cerita seorang tokoh alkitab yaitu seorang wanita bernama Abigail. Awalnya ia adalah seorang istri dari seorang barbar bernama Nabal. Nabal adalah seorang kaya raya yang hidup di gunung Karmel dan mempunyai banyak domba dan kambing. Abigail dan Nabal berbeda sangat jauh dalam hal karakter. Sementara Abigail cantik, cerdas dan bijaksana, Nabal berkelakuan sangat kasar dan jahat.

Pada saat itu, Daud sedang berdiam di padang gurun dekat gunung karmel dan ketika dia mendengar kabar bahwa Nabal sedang "panen bulu domba" maka Daud ingin memohon kebaikan Nabal untuk dapat memberikan beberapa dari hasil panen-nya tersebut untuk kebutuhan dia hidup di gurun. Namun ketika utusan Daud menyampaikan permintaannya tersebut, Nabal tidak mengindahkannya, bahkan mengaku tidak mengenal Daud. Padahal Daud selama ini bersama orang2nya selalu menjaga para penggembala dan peternak-nya Nabal dan tidak pernah mengganggu mereka.

Tersinggunglah Daud dan ingin memberi pelajaran ke Nabal, membunuhnya.

Abigail mendengar dari para pembantunya perihal kekasaran suaminya, dan juga perihal kemungkinan Daud akan mencincang abis Nabal beserta keluarga dan seisinya. Menyadari itu, Abigail berpikir cepat, dan menyiapkan persembahan untuk Daud, segala yang dibutuhkan Daud. Kemudian dia mencegat Daud dalam perjalanannya untuk menghancurkan Nabal, dan menyerahkan persembahan itu seraya memohon ampun dengan sangat kepada Daud. Dan Daud sangat menerima persembahan itu dan dia menyadari kasih Tuhan melalui Abigail karena telah menghentikan dia dari rencana jahatnya membunuh Nabal.

Yang kedua, Cerita Pemerkosa yang mencoba berdamai dengan dirinya setelah memendam kejahatannya selama 10 tahun. Cerita dimulai ketika ada seorang wanita kulit putih yang diperkosa oleh seorang kulit hitam pada tahun 1992, 17 Mei tepatnya. Si wanita kulit putih ini, Martha namanya, akhirnya mengandung bayi dari hasil kejahatan tersebut. Anak itu berkulit hitam dan dengan kasih dibesarkan oleh Martha.

Pada umur 10 tahun, sang anak, Monika namanya, ternyata mengidap penyakit leukemia, dan membutuhkan transfusi sumsum tulang belakang. Pada keadaan seperti itu, sumsum tulang belakang dari anggota keluarga lah yang cocok, namun didapatkan tak satupun sumsum tulang belakang mereka yang cocok dengan Monika, bahkan dari ibunya sendiri. Kemungkinan besar, sumsum tulang belakang yang cocok dengan Monika adalah dari sang Ayah, yang tak lain adalah sang pemerkosa ibunya itu.

Maka diupayakanlah pencarian sang Ayah ini, melalui media. Dengan penuh kesabaran dan harapan, Martha dan dokternya berharap sang pemerkosa itu mau memunculkan dirinya. Sementara banyak orang bersimpati kepada Martha sekaligus geram kepada si pemerkosa itu.

Berita pencarian itupun sampai ke sebuah kota kecil, Napulese, dan sampai ke atas meja makan keluarga Ajili, dengan Ajili, yang berkulit hitam, sebagai kepala keluarganya. Berita itu sampai ke telinga dia dan seperti menggoncang-goncang perasaannya. Dia merasa bahwa ia lah yang dimaksud oleh wanita yang mencari ayah kandung anaknya ituh. Dia semakin hancur hatinya mengingat dia mungkin satu-satunya yang bisa menyelamatkan sang anak.

Setelah mengalami pergumulan dahsyat yang mungkin gak akan bisa kita bayangkan, akhirnya Ajili menyerahkan dirinya ke Martha, untuk mengaku dan mencoba berbuat sesuatu untuk Monika. Martha sangat bersyukur dan luarbiasanya, bisa memaafkan dan menerima Ajili, apalagi setelah hasil test menyatakan tulang sumsum belakang Ajili sangat cocok dengan Monika. Akhirnya Monika pun dapat diselamatkan.


Dua cerita yang sedikit berbeda sih sebenarnya, tapi aku coba liat garis merah persamaannya. Keduanya bercerita tentang orang-orang yang mampu menjadi pendamai, tidak hanya bagi dirinya sendiri tapi pendamai bagi orang lain.
Abigail, dengan kebijaksanaannya, mampu mendamaikan hatinya Daud sehingga Daud pun dapat dicegah untuk berbuat jahat.
Ajili, mampu mendamaikan hatinya dengan cara mengikuti hati-nuraninya, serta menguatkan hatinya untuk mengakui dan meminta maaf, mencoba berdamai dengan Martha. Martha pun seorang pendamai yang sejati, mau berdamai dan menerima kesalahan Ajili dan memberikan kesmpatan dia untuk memperbaikinya.

So,...... mari kita mencoba menjadi pendamai-pendamai di tengah dunia yang keras dan kasar inih,.. huehehehehhe

Reference:
Story 1: the Holy Bible-1 Samuel 25

Story 2: click here

Labels: ,

===>>> Digores oleh: dwiAgus di UjungJariku | @ 4:01 PM | |

<<< === === >>>