Being a Mother - a brave choice yet respectful one
Posted on Tuesday, July 20, 2004
----------find your strength from your best friends----------
Ada sebuah cerita kubaca dari sebuah posting email....
Cerita mengenai seorang ibu di rumah tangga di amerika yang pada suatu hari harus ke balaikota mengurus sesuatu dan berhadapan dengan masalah administratif di manah dia diberikan formulir standar yang harus dia isi, setelah dia isi dan dikembalikan, timbul deh percekcokan sedikit dikarenakan seorang ibu mengisi di baris OCCUPATION dengan "HOUSEWIFE". Dan petugas administratif di sanah dengan mengernyitkan dahinya (entah ituh bener2 bingung atau sinis menghina) mempertanyakan apakah memang housewife itu sebagai sebuah pekerjaan?.... bete juga ibu itu. Dan pada hari berikutnya berbekal pengalaman itu, ibu ituh menghadapinya dengan pede, dan mengisi formulir tersebut dengan santai dan pada bagian
occupation dia kali ini mengisi
"human development business" dan kali inih si petugasnya tertarik, padahal maksud si ibu sama ajah, karena pada dasarnya pekerjaan ibu rumah tangga yah ada unsur human development business-nya,.. ada unsur capacity buildingnya, dll.
Email itu berkaitan banget dengan email yang kuterima dari sahabatku Vera, yang pada suatu hari nyelinap di mailis Tjoerhad (yang anggotanya cuman: Aku, Vera, Lusi, Melly, Arie dan Ratna). Vera yang biasanya nyantai2 ajah dengan pandangan miring profesi Ibu RUmah Tangga, tiba tiba merasa terusik(atau tergelitik) ketika ada otang bilang: "masih betah ajah loe jadi ibu rumah tangga" ....
Dan Vera pun terusik, tapi untungnya tidak membuat dia mempertanyakan kembali profesi dia, yang bagi orang lain "hanya sekedar" Ibu RUmah tangga, tapi Vera malah bisa menumbuhkan kebanggaan dia dengan profesinya ituh,...
Dia sekedar menanyakan kenapa banyak orang yang masih memandang rendah profesi ibu rumah tangga dan memandangnya sebagai warga kelas dua after wanita karier. Keliatannya bagi banyak orang, kalow wanita gak kerja tuh gak keren.
Apa emang seperti ituh,.....
Lucu ajah yah, aku pikir gak ada hubungannya antara wanita gak kerja dan masalah keren gak keren. Kalow serang ibu emang keren, yah tetep ajah keren, entah dia kerja apa gak. Dan seperti yang Ratna bilang, gaul gak gaul, keren gak keren, ituh mah diliat dari wawasannya ajah. Dan menurut dia kerja mah seperti panggilan jiwa, .... dan kadang orang kerja ituh untuk memenuhi kebutuhan non-materi, tapi batin, semisal: ingin mengaktualisasikan diri di masyarakatnya,... ada juga yang ingin bekerja karena ingin berbuat sesuatu untuk orang lain, ingin bisa memberikan sesuatu dampak positip ke orang banyak. Ya gak ,Mell..? huehehe. Lain lagi dengan Arie, yang merasa bahwa kerja ituh menjadi salah satu ritual yang membawa sedikit kebahagian tersendiri (dalam arti dapat membawa dia ke dunia lain tempat melupakan keruwetan lainnya di luar sana).
Jadi, so what dengan being a mother (a full time mother - to be precise)? Gak masalah khan? Ngapain mikirin orang yang berpikiran cetek yang memandang rendah profesi ini. Inih khan cuman masalah pilihan ajah. Mengutip dari Melly, seorang wanita milih kerja atu gak, tetep ajah bakal ada yang ngomongin, pro dan kontra. So, why does it bother you?
Tapi jelas bahwa being a full mother adalah mulia, tapi kita juga gak bisa bilang seorang ibu yang bekerja ituh tidak mulia, atau menelantarkan amanah DIA yang di atas sana. Jadi, aku pikir, gak fair juga kalow Vera mengasosiasikan bahwa ibu yang bekerja ituh berarti mengenyampingkan amanah Tuhan itu dan silau dengan nikmat dunia. Gak bisa generalisir seperti inih kali yah. Sangat tergantung orang lah yah. Kalow memang iyah dia menelantarkan kepentingan anaknya, bisa kali yah kita sedikit menghakimi si Ibu yang bekerja inih , tapi ada juga kok Ibu yang bekerja gak perlu mngorbankan kepentingan anaknya. Lagian seperti kata Ratna, amanah inih gak terletak dipundak sang Ibu tapi juga si Bapak lah. Tergantung kreativitas dan imajinasi kita dalam memanage dan menyeimbangkan dua fungsi itu. Tul gak?
Akhirnya Lusi menyimpulkan dengan beberapa phrases yang padat, yang intinya:
1. jangan takut untuk mencoba sesuatu yang baru,.... we might learn something. Dalam konteks ini, mungkin maksud lusi yaitu jangan takut utk mencoba menjadi ibu yang bekerja (kalaow selama ini merasa terjebak terbiasa keadaan sekarang), dan mencoba menjadi full time mother bagi mereka yang belom menjadi ibu, huehehehehe.
2. jangan takut untuk meraih sesuatu (menjadi ultimate desire luh) ... God speed lah,...
3. Jangan keseringan dengerin orang lain,..... lebih pintar memilah-milah kali yah maksudnya.
4. Jangan pernah menyesali keputusan yang sudah diambil. ... betul. jangan terlalu asik. kalau salah keputusan, get up, move on, and learn from it,.. gituh yah lus?
Dan lusi menutupnya dengan manis dengan sebuah harapan bahwa kita semua akan selalu jadi lebih baik dengan apapun yang kita lakukan sekarang dan di masa-masa mendatang, dan bahwa semuanya itu bisa karena ditunjang dengan cara: always surround you with the right people/friends. Makasih lah lus,........ same here,.....
kapan ketemuan lagih kita?? huehehehehe
Labels: keluarga
===>>> Digores oleh: dwiAgus di | @ 10:45 AM
| |
<<< === === >>>