:::::: Ujung Jariku ::::::


HOME

UjungJariku

PROFIL PENGGORES

B. Dwiagus S.
Peziarah penasaran.
Pengembara di jalan kehidupan.
Plegmatis bermimpi jadi pemimpin.
Pragmatis pengejar solusi dingin.
Perenung aneh yang pendiam dan sederhana.
Pengumbar cinta untuk: Klaudia dan Lentera.

Mama Lentera Lentera

TEMA & TOPIK


TULISAN TERBARU

Tilik Tetangga



jejaring

KomunitasReferensi BloggerFamily
IKANED IAP
ASEAN Secretariat GTZ
MediaCare
Bike-to-Work Indo-MONEV

KOLOM KAMPANYE

Ultah-Bike-to-Work



FEED FOR FUN

UjungJariKu

↑ Grab this Headline Animator



TUMPANG TENAR

Profil Facebook de Benedictus Dwiagus Stepantoro



ATRIBUT APRESIASI

Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com

Blogger

Get Firefox!

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 2.5 License.
Desain dasar dari: Blogskins
Image: PGP!
Brushes: Rebel-heart
Designer: Ebullient*




mayday

Posted on Wednesday, May 02, 2007

Menyambut hari buruh sedunia, kemarin demo simpatik para pekerja (enaknya disebut pekerja ya, daripada disebut buruh) berlangsung dengan damai. Untunglah. Tapi memang perjuangan untuk mereka (juga saya sebagai pekerja juga) harus terus konsisten, kalau tidak akan tenggelam di hiruk pikuk wacana basi lainnya.

Tapi pergumulan antara para pekerja dan employer atau pemberi pekerjaan akan selamanya terus terjadi, karena memang masing-masing punya interest yang berbeda sih. Satu ingin mendapatkan kesejahteraan yang layak. Pihak satunya lagi ingin meminimasi ongkos produksi dengan upah rendah. Susah ketemu. Tapi bukan mustahil. Salah satu mesti berkorban. Tapi apakah harus para pekerja yang berkorban? Apakah harus SELALU MEREKA?

Tadi pagi saya mewakili kantor, diundang oleh Solidaritas Perempuan dalam acara peluncuran sebuah toolkit untuk kampanye dan advokasi publik tentang hak-hak asasi para pekerja migran, yang dibuat oleh CARAM Asia, sebuah NGO yang punya perhatian pada masalah mobilitas pekerja dan AIDS. CARAM Asia ini membuat tool kit ini untuk para membernya di kawasan asia, termasuk Indonesia. Solidaritas Perempuan sebagai salah satu partner CARAM Asia, sepertinya menjadi inisiator di Indonesia untuk memanfaatkan tool kit ini.

Sudah jadi pengetahuan umum kok kalau nasib para pekerja migran kita yang mengadu nasib di negara orang, banyak yang berakhir dengan cerita sedih dan tragis. Jadi seperti barang dagangan yang dikirim ke negeri terbuang.

Hati menjadi miris di saat mendengarkan kesaksian Rohidah yang semula bermaksud hati bekerja di sebuah negeri tujuan resmi di timur tengah sana, malah menjadi seperti komoditas yang bisa diperlakukan seperti barang dagangan saja, dioper negara sini, negara sana, lantas ditampung di tempat penampungan di negara asing tanpa kejelasan dan penyediaan kebutuhan layak. Dan kemudian terdampar di Syria untuk gaji 100 dollar per bulan kerja rodi. Apa yang di dapat? Dua tahun dan dua bulan sia-sia, nyaris diperkosa tiga kali, berbulan bulan di tempat penampungan dengan makan mie satu bungkus per hari, pulang kembali tanpa gaji. Sia-sia.

Tapi masih ada beribu-ribu pekerja dari Indonesia di berbagai belahan dunia. Di Syria sendiri , yang ironisnya bukan negara tujuan resmi yang ditetapkan pemerintah, terdapat 40 ribu tenaga kerja yang dianggap ilegal.

Mereka mengadu nasib. Seperti sebuah kebodohan ketika melihat banyak korban, tapi kok masih banyak yang mau ke sana. Tapi ini mungkin bukan masalah kebodohan. Tapi kenyataan. Kenyataan bahwa untuk beberapa orang, harapan mereka ada di negara-negara seberang, karena harapan mereka hampir sirna di negeri sendiri. Bahkan harapan itu seakan lenyap, ketika negara ini tidak mampu berbuat banyak melindungi hak-hak mereka dan memberdayakan mereka untuk bisa berjuang dan bertahan dalam pilihan yang mereka pilih.

Selamat hari buruh, Indonesia!

Labels:

===>>> Digores oleh: dwiAgus di UjungJariku | @ 2:10 PM | |

<<< === === >>>