:::::: Ujung Jariku ::::::


HOME

UjungJariku

PROFIL PENGGORES

B. Dwiagus S.
Peziarah penasaran.
Pengembara di jalan kehidupan.
Plegmatis bermimpi jadi pemimpin.
Pragmatis pengejar solusi dingin.
Perenung aneh yang pendiam dan sederhana.
Pengumbar cinta untuk: Klaudia dan Lentera.

Mama Lentera Lentera

TEMA & TOPIK


TULISAN TERBARU

Tilik Tetangga



jejaring

KomunitasReferensi BloggerFamily
IKANED IAP
ASEAN Secretariat GTZ
MediaCare
Bike-to-Work Indo-MONEV

KOLOM KAMPANYE

Ultah-Bike-to-Work



FEED FOR FUN

UjungJariKu

↑ Grab this Headline Animator



TUMPANG TENAR

Profil Facebook de Benedictus Dwiagus Stepantoro



ATRIBUT APRESIASI

Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com

Blogger

Get Firefox!

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 2.5 License.
Desain dasar dari: Blogskins
Image: PGP!
Brushes: Rebel-heart
Designer: Ebullient*




Tambak di Aceh Utara: Butuh Program Mangrove

Posted on Monday, March 02, 2009

Dalam rangkaian sebuah kegiatan evaluasi proyek-proyek GTZ di Aceh, saya berkesempatan mewawancarai seorang ketua kelompok nelayan dan petambak. Namanya Pak Cut Muhammad. Beliau adalah seorang ketua salah satu kelompok nelayan dan petambak di Kabupaten Aceh Utara. Beliau membantu menjalankan program rehabilitasi tambak yang  didukung oleh GTZ, dan juga oleh BRR, dan berbagai organisasi bantuan lainnya. 

Sebenarnya proyek rehabilitasi tambak ini sangat strategis mengingat untuk masyarakat pesisir, menjadi petani tambak adalah inti kehidupan mereka, selain menjadi nelayan. Maka, ketika tambak-tambak mereka diluluh lantakkan oleh gelombang tsunami, maka hanyut lenyap pula kehidupan mereka. Untuk itu, merehabilitasi tambak-tambak mereka adalah sebuah keharusan kalau memang ingin mereka  kembali pulih secara ekonomi dan juga sosial. 

Tapi seperti biasa, masih ada yang kurang lengkap dalam program rehabilitasi ini. Rupanya ada komponen yang lupa tertinggal yaitu memulihkan pula fungsi hutan mangrove. Sementara GTZ sudah sedang phasing-out dan keluar dari Aceh tahun ini. Sebelum tsunami, tanaman-tanaman mangrove turut menjaga fungsi tambak, terutama dengan menjaga kedalaman kanal-kanal yang menjadi saluran mengisi tambak-tambak dengan air yang dialirkan dari laut.  Tanaman-tanaman mangrove ini menjaga dinding-dinding kanal dari serangan erosi, sehingga kanal-kanal tidak mendangkal, dan mengurangi kestabilan jumlah air yangmasuk ke tambak. Tanaman mangrove yang tumbuh di sisi-sisi tambak juga menjaga dinding-dinding tambak dari erosi dan longsoran, terutama kalau musim hujan.  Dan semua hutan mangrove,hancur lebur dihantam tsunami waktu itu. Sekarang tanaman mangrove itu hampir tidak tersisa di kawasan tambak ini. 

Sayangnya, komponen program mangrove tidak dipersiapkan untuk daerah tambak ini. Mungkin ada sebagian di daerah lain, tapi daerah rehabilitasi tambak di Kecamatan Syamtalira Bayu, kabupaten Aceh Utara  ini sepertinya tidak  tersentuh oleh program mangrove, yang justru membahayakan keberlanjutan fungsi ekonomi tambak ini. Sebenarnya Pak Cut Muhammad sudah mencoba mendekati beberapa lembaga, tapi sayangnya kebetulan saja, lembaga-lembaga tersebut tidak menjadikan daerah ini sebagai area program mereka. Sementara, pemerintah kabupaten masih belum memberikan perhatian dan kontribusi penuh. 

Sebenarnya bisa saja masyarakat petani ini berswadaya membuat program mangrove serta melakukan rehabilitasi hutan mangrove dengan sumber daya mereka sendiri. Namun mungkin mereka belum tau mau bagaimana melakukannya, atau perlu pancingan dari pihak luar.  Sementara, tanda-tanda terjadinya pendangkalan kanal-kanal ini sudah terlihat. Tapi para petani tambak itu mungkin belum tahu bagaimana mulai melakukan sesuatu. 

Barangkali ada teman-teman yang bisa bantu? Bisa kontak saya saja, nanti saya kasih nomor kontak  Pak Cut Muhammad, biar langsung menghubungi beliau. 
Saya harap, ada yang mau serius dan segera membantu mereka.


Berikut foto-fotonya:  


Labels: ,

===>>> Digores oleh: dwiAgus di UjungJariku | @ 2:18 PM | |

<<< === === >>>