bumi-ku
Posted on Monday, October 10, 2005
sang bumi sepertinya kepanasan
gelisah, ia hembuskan badai dan topan
seperti orang kondangan yang buka kipas
dan mengibas-ngibas karena panas
mencoba menyerap hawa penuh uap
dan bawa udara sejuk bercampur angin dan hujan yang menerjang
sang bumi sepertinya pegal-pegal
keraknya seperti kulit jeruk yang keriput
mengering, mengelupas dan mengkerut
dengan otot-otot yang juga tegang ia menggeliat dan terus menggeliat
seperti hendak menggeluarkan daki dan keringat
belum lagi gemeretak tulangnya yang mampu getarkan tanah dan bangunan
mungkin memang sang bumi sudah terlalu lama tidur berdiam
terlalu lama dipépéri polutan dan disinfektan
telalu lama digunduli dengan diam-diam
tak sadar sudah tidur di dalam sauna yang terlalu lama diasapi asap kotor
darahnya sudah hampir habis dihisap kutu-kutu
dagingnya dibiarkan penuh koreng yang anehnya tetap dikorek-korek
kasihan,..... atau mungkin tidak kasihan?
karena ia sekarang mau buktikan
jangan main-main
jangan sembarangan
tak ada yang suka kalau ia mendadak murka
silahkan,lah bumi-ku,
kalau memang itu maumu
kalau memang itu membuatmu jadi harum, sehat dan baru
namun jangan terlalu lama mengeliat
jangan terlalu lama mengibas
biar aku saja yang hilangkan hawa panas dan kotor itu
dan biar kupijat-pijat kau dengan lembut sampai tertidur lagi
untuk, entah kapan, aku takut kau bangun lagi
karena saat kau bangun, mungkin aku tak bisa bangun lagi.
malam ini di kantor, kerasa gempa kecil,... sempat terdiam.Labels: lingkungan, puisi
===>>> Digores oleh: dwiAgus di | @ 5:19 PM
| |
<<< === === >>>