The secret garden, seperti the forbidden city di Beijing, tapi secret garden ini sebuah taman yang lebih kecil sedikit drpada forbidden city, dan lebih hilly, berbukit-bukit dan banyak pohon2.
Setelah capai menikmati the Secret Garden yang sudah gak secret lagih itu, kita dibawa ke sebuah teaater pertunjukan untuk menyaks
ikan performance the
Cooking NANTA show. Sebuah performance campuran antara, musik, perkusi, teater, akrobat, dan phantomim, with flying knives and foods. Seru banget, dan lucu. A must show. Sudah berkeliling ke berbagai negara katanya.
Selain dua tempat itu, yah kita sendiri yagn harus mau jalan-jalan keliling, liat-liat kota ini.
Bicara soal Korea, aku merefer ke Korea Selatan yah. Walaupun ada wacana reunifikasi dengan korea utara, tapi tetap ajah keliatannya bakal jadi wacana sampai berpuluh-puluh tahun ke depan.
Dan bicara soal
Seoul, kota ini seperti jakarta, dengan penduduk lebih dari 10 juta, luasnya lebih kecil dikit daripada jakarta. Tapi gak kalah metropolitannya daripada jakarta. Jakarta kalah.
Gedung-gedung pencakar langitnya lebih mantap dan segar. Yang membedakan juga adalah penataan transportasinya. Kalau di jakarta, jalan-jalan sudah malang melintang dengan banyaknya fly over dan beberapa underpass, tumpang tindih semua, di Korea lain. Seakan space di udara itu keliatan lapang dan lega, tanpa banyak flyover, dan juga tanpa jembatan penyeberangan. Yang ada adalah kesibukan di bawah tanahnya. Dengan subway dan underpass untuk pejalan kaki, jadi tak perlu banyak zebracross dan jembatan penyeberangan. Ruang-ruang bawah tanah ini juga banyak digunakan menjadi komersial area. Setiap sudut, hampir tanpa mubasir kepakai semua untuk tempat orang berdagang, formal maupun informal.
Aku yang dengan noraknya pertama kali keluar untuk jalan-jalan di kota ini, harus bingung, dan mutar-mutar dulu untuk sekedar menyeberang ke seberang jalan. Aku pikir harus cari zebracross untuk nyeberang, tapi kok jauh amat jadinya. Ternyata harus turun ke bawah, ke dalam underpass. Aku pikir tadinya itu terowongan untuk ke terminal subway, ternyata terowongan untuk nyeberang jalan. Dan di bawah itu sudah berjejer toko-to
ko dan ternyata, jalan2 di bawah tanah yang untuk nyeberang ini juga kadang nyambung ama hotel, sama mall juga. Mantap.
Tapi seperti juga kota jakarta, Seoul juga punya dualisme formal dan informal sector. Ada pedagang kelas department store dan boutique, tapi juga ada banyak pedagang kaki lima. Tapi terlokalisir rapi dalam suatu area. Kalau soal dagangannya, kualitas dan kuantitas pilihan, baru lah kita boleh bangga, mangga dua dan tanah abang jauh lebih top daripada di seoul inih.
Soal keamanan gak bisa dibandingin dengan jakarta. Walaupun katanya ada kehidupan gangster di seoul ini, tapi bakal susah nemuinnya di jalan-jalan. Tidak seperti di jakarta yang punya banyak kawasan waspada karena rawan kejahatan, dan tidak aman di malam hari, di Seoul ini orang bisa tenang-tenang tanpa takut apapun. Aman.
Beberapa hari yang lalu, aku sempat baca sih, kalow pemerintah korea sudah setuju untuk memindahkan Ibukotanya dari Seoul ke sebuah kota nun jauh di sebelah selatannya. Pertimbangan karena sudah padat, dan juga Seoul ini lumayan dekat dengan perbatasan korsel dan korut. Jadi sangat rawan dengan serangan dari utara. Apalagi korut masih ngeyel dengan senjata-senjata jarak jauhnya yang masih pake nuklir.
Sekarang bicara soal orang Korea, gak ada lain selain semangatnya untuk maju dan berusaha. Dilihat dari gayanya saja. Mereka, selalu ingin tampil profesional dan meyakinkan. Mulai dari pekerja muda, pekerja ringan, kasar, pedagang kecil dan pedagang besar, tua dan muda, mereka kebanyakan pakai jas lengkap dengan dasi. Excellent. Baru kali ini aku ke sebuah pasar pagi dan tawar menawar dengan pedagangnya yang berpakaian jas dan dasi, dan naik bis dan taksi dengan supir yang berjas dan berdasi. Mantap.
Yah, begitulah Korea. Beberapa dari kita peserta training itu sempat berpikir untuk pindah ke Korea, menikmati hidupnya dengan bergairah sehingga sampai tua berumur 90an tahun dan masih awet muda, merasakan sendiri rahasia hidup di korea dengan tentram damai dan pasrah.....
Just Let it go and let it flow, kata si ibu tua itu.