:::::: Ujung Jariku ::::::


HOME

UjungJariku

PROFIL PENGGORES

B. Dwiagus S.
Peziarah penasaran.
Pengembara di jalan kehidupan.
Plegmatis bermimpi jadi pemimpin.
Pragmatis pengejar solusi dingin.
Perenung aneh yang pendiam dan sederhana.
Pengumbar cinta untuk: Klaudia dan Lentera.

Mama Lentera Lentera

TEMA & TOPIK


TULISAN TERBARU

Tilik Tetangga



jejaring

KomunitasReferensi BloggerFamily
IKANED IAP
ASEAN Secretariat GTZ
MediaCare
Bike-to-Work Indo-MONEV

KOLOM KAMPANYE

Ultah-Bike-to-Work



FEED FOR FUN

UjungJariKu

↑ Grab this Headline Animator



TUMPANG TENAR

Profil Facebook de Benedictus Dwiagus Stepantoro



ATRIBUT APRESIASI

Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com

Blogger

Get Firefox!

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 2.5 License.
Desain dasar dari: Blogskins
Image: PGP!
Brushes: Rebel-heart
Designer: Ebullient*




Mutiara

Posted on Wednesday, October 19, 2005

Kemaren ikut visit ke RS Sulianti Saroso, di daerah Sunter ,Jakarta Utara. Rumah sakit ini jadi RS rujukan terpenting untuk segala penderita penyakit menular yang berbahaya, seperti SARS, Flu Burung, Demam Bedarah, HIV/AIDS dan lain-lain.

Acara kunjungan ini sebenarnya bagian dari agenda pertemuan urgent membahas flu burung di kawasan ASEAN. Mereka yang datang kebanyakan dari depkes negara masing-masing. Mereka pengen liat penanganan yang dilakukan di Indonesia itu seperti apa sih, dan mereka share juga pengalaman mereka dalam menangani pandemic ini, seperti Vietnam yang berpengalaman menangani pasien yang lumayan banyak, Thailand yang pengalaman melakukan komunikasi publik yang baik tentang apa itu flu burung dan bagaimana mengurangi resikonya. VietNam yang punya banyak case penderita yang selamat maupun yang meninggal, jelas cukup berpengalaman dan negara lain bisa belajar dari kesuksesan dan kegagalan mereka.

Sebagai rumah sakit untuk penanganan penyakit menular, memang cukup lumayan bagus. Dengan fasilitas ruang isolasi yang cukup banyak, namun fasilitas labnya agak kurang. Di rumah sakit ini, kita berkesempatan mengunjungi ruang isolasi yang terdiri dari tiga lantai dengan 35 kamar-kamar terpisah dan fasilitastempat tidur dan TV. Kamar yang agak sempit memang, tapi cukup nyaman. Mungkin kamar isolasi yang lumayan banyak ini sangat berguna sekali ketika penderita flu burung itu berdatangan banyak sekali awal-awalnya. Sekarang, masih ada 4 orang yang dirawat (as of 19 Oktober 2005). Kalau mau ikuti info perkembangan penyakit menular di Indonesia,klik di sini. Kalau untuk kawasan ASEAN, klik yang ini.

Pada saat itu, kita semua merasa tidak perlu melihat pasien-pasiennya yang sedang dirawat di sana. Kasihan kalau mereka terganggu. Apalagi cukup merepotkan kalau semua peserta mau liat pasien, mau gak mau kita harus pake personal protection equipement untuk masuk ke ruang isolasi yang ada pasiennya itu. Jadi, kita ke lantai dua yang tidak ada pasiennya dan melihat-lihat fasilitas ruang isolasi dan peralatan kesehatan lainnya. Di lantai dua itu juga ada ruang khusus perawtan yang ternyata ada satu orang pasien yang sedang dirawat di sana. Seorang survivor kecil. Seorang balita yang sudah 3 kali dipulangkan ke rumah karena disangka sudah membaik, tapi kembali lagi ke ICU untuk ke-3 kalinya. Mutiara namanya.

Be strong ya, my dear Mutiara.
Somehow, I feel that you're going to be just fine!

Labels: , ,

===>>> Digores oleh: dwiAgus di UjungJariku | @ 4:41 PM | |

<<< === === >>>