:::::: Ujung Jariku ::::::


HOME

UjungJariku

PROFIL PENGGORES

B. Dwiagus S.
Peziarah penasaran.
Pengembara di jalan kehidupan.
Plegmatis bermimpi jadi pemimpin.
Pragmatis pengejar solusi dingin.
Perenung aneh yang pendiam dan sederhana.
Pengumbar cinta untuk: Klaudia dan Lentera.

Mama Lentera Lentera

TEMA & TOPIK


TULISAN TERBARU

Tilik Tetangga



jejaring

KomunitasReferensi BloggerFamily
IKANED IAP
ASEAN Secretariat GTZ
MediaCare
Bike-to-Work Indo-MONEV

ARSIP AKBAR
KOLOM KAMPANYE

Ultah-Bike-to-Work



FEED FOR FUN

UjungJariKu

↑ Grab this Headline Animator



TUMPANG TENAR

Profil Facebook de Benedictus Dwiagus Stepantoro



ATRIBUT APRESIASI

Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com

Blogger

Get Firefox!

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 2.5 License.
Desain dasar dari: Blogskins
Image: PGP!
Brushes: Rebel-heart
Designer: Ebullient*




Da Vinci Code

Posted on Monday, November 29, 2004

Beberapa waktu lalu di inbox emailku berseliweran email2 tentang buku The Da Vinci Code karangan Dan Brown. Kasak-kusuk yang kudengar begituh heboh tentang buku ini. Katanya banyak org greja kristen/katolik yang concerned kalow buku ini bakal menggoyahkan banyak iman orang kristen/katolik. Tapi lepas dari kekawatiran ituh, buku inih telah menjadi best seller dunia, dinikmati dan dipuji banyak orang. Maka ketika suatu waktu aku ada kesempatan transit di Changi, kusempatkan lah beli buku ini.

Buku ini merupakan thriller suspense yang benar-benar menghanyutkan dan menegangkan, dengan berlatar belakang sejarah kekristenan (atau kekhatolikan tepatnya?), dan pembahasan karya-karya Leonardo da Vinci yang fenomenal.

Tidak hanya plot cerita-nya yang membuat aku menyukai buku inih, tetapi ilustrasi-ilustrasi detail soal sejarah kekristenan dan ketuhanannya yang membuat aku kadang berhenti sejenak membacanya sambil mengrenyitkan alis: "is it true???". Buku ini juga mencoba menyampaikan pesan tentang alternatif theory atau alternatif kesepahaman tentang Tuhan saya (dan Tuhan kalian??), Tuhan Yesus, di manah Tuhan Yesus ituh ternyats bukan seperti yang aku (atau kita) yakini selama ini ....
Hebat kali lah, si Dan Brown inih membungkus pesan-pesannya ituh dalam sebuah novel thriller-suspense. Dan Brown mendasarkan ceritanya pada karya Leonardo Da Vinci: Monalisa, the Last Supper dan beberap artwork lainnya. Juga Dan Brown melengkapinya dengan mitos/legenda serta diskusi-diskusi yang ternyata sudah terajut sejak jaman pertengahan sampei sekarang inih soal Mary Magdalena dan the Sacred Feminine. Yah begitulah, Dan Brown seolah membawa kita membayangkan issue-issue ketuhanan apa yang berkeliaran di jaman pertengahan.

Tapi sebelum aku membaca halaman pertama buku inih, aku begitu ragu untuk memulai membacanya, dan memutuskan untuk mencari buku pendampingannya. Dan suatu hari aku pun menemukan satu buku yang mengupas buku inih dari sisi lain yaitu: "the Secrets of the Code: The Unauthorized Guide to the Mysteries Behind The Da Vinci Code" by Dan Burstein.

Jadi kalow kalian baca Da Vinci Code inih, beberapa pertanyaan2 mendasar yang keluar di otak kalian bisa bermacam2 yah.
- siapa inih maria magdalena? Apa hubungannya dengan Yesus? Apa mereka benar menikah dan melahirkan keturunan?
- Apa itu holy grail? apa bukan sekedar cawan suci ajah? apa memang itu cuman istilah? apa itu itu benar ternyata holygrail ituh simbol dari sesuatu yang lebih besar lagih? simbole ketuhanan feminin yang ada di Maria magdalena? apa benar Holy Grail ituh relic jasad dia?
- apa hubungannya dengan Leonardo da Vinci? Apa memang ia penganut kepercayaan Tuhan yang union antara femini dan maskulin? apakah memang ia menyampaikannya itu dalam semua karyanya? Apa memang dia anggota sekte Priory of Sion itu?
- dan segala macam detail sejarah lainnya......

Buku Dan Burstein inih belom selesai aku baca sih,.. gila, rumit banget diskusi2 tentang inih. Buku inih mengumpulkan artikel2 dan opini2 yang sebenarnya udah beredar dari jaman jebot sampe sekarang yang membahas mary magdalene dan holy grail,..... tapi cuman Dan Brown yang bisa menyebarluaskannya ke banyak orang melalui bukunya ituh. Tapi baguslah buku pendamping inih, setidaknya gua bisa ngikutin apa sebenernya dibalik buku Da Vinci Code dan apa yang sudah berkemabng selama ini yang aku gak tau sebelumnya.

Tapi seperti yang di bilang Dan Burstein: "It should be clear in our mind that the Da Vinci code is a novel. It's something to enjoy".
Yup, I couldn't agree more.

Kalow aku sih, Tuhan Yesus tetap seperti Tuhan Yesus yang aku ketahui, Tuhan yang mau jdai manusia (walaupun kata orang impossible, toh manusia bisa menganggap dirinya Tuhan, jelas ajah Tuhan bisa menjadi Manusia, dan ituh gak mengurangi sifat dan kemuliaan Tuhan)....... aku memang gak tau kalow Dia itu sebenernya married gak. aku juga gak tau apakah dia ituh punya anak dari Mary magdalena apa enggak. (kata salah satu scholar di buku Dan Burstein bilang: "di alkitab pun di bilang kalow Tuhan Yesus ituh sama persis dengan manusia kecuali dalam hal dosa. Sekarang, menikah dan punya anak ituh khan memang suatu kemanusiaan tapi apakah itu dosa?)
Tapi aku juga gak mau tau kali,... (blind faith??? or innocent ignorance) karena nanti biar aku tanyain sendiri ke DIA kalow aku ketemu DIA di Surga,.. ya gak?... Amin.

Labels: , ,

===>>> Digores oleh: dwiAgus di UjungJariku | @ 4:21 PM | |

<<< === === >>>


Feelling of being Forgiven: The Greatest Sensation of All

Posted on Friday, November 26, 2004

Kalow menurut aku, perasaan bahagia dan sensasi menyenangkan yang terbesar dalam hidup aku tuh bukan ketika aku keterima di ITB, bukan pula ketika mencoba pil ecstasy untuk pertama kalinya, atau ketika mencium bibir seorang wanita yang kamu cintai untuk pertama kalinya juga.

Tapi ketika mengetahui kebenaran kalow aku sudah diampuni atas segala kesalahanku, kebodohanku, kelalaianku dan semua dosaku di masa lalu. Perasaan dimaafkan. Ya,.. itu. Thank you, my Lord.

Dan ituh juga yang membuat aku selalu ingin mengingatnya selalu, biar sensasi dan perasaan menyenangkan itu selalu ada, dan menjadi racun sedap yang menyebar ke darahku. Aku ingin mengenangnya selalu. Dan kadang-kadang orang disekitarku membantu aku untuk merasakan sensasi/perasaan ituh. Mereka-mereka yang bisa bilang: "It's okay lah. Next time better" ketika aku error, atau "ya udah, lupain ajah, toh dah lewat" atau "hmmm... yang penting khan elu ngaku salah,.. jangan diulang lag, ya!!". Dan ituh bisa datang dari orang, orang sekitarku, orang tuaku, kekasihku, teman kerjakku, saudaraku, dan siapapun ituh..... thanks yah.

Jadi inget dulu waktu ama Bapak-ku, pulang dari Bandung ke Jakarta, dan aku sebagai navigatornya, dengan sok tau-nya nunjuk arah sinih, situh terus, belok kiri, belok kanan,.... dan alhasil, kesasar gak masuk jln tol tapi malah ke kota cimahi, macet pula dan ujan-ujan, dan aku cuman bilang maaf,.... dan Bapak-ku sih dengan nyantainya bilang ya udah, gak papa, sambil nyanyi-nyanyi di dalam mikrolet hitam kami yang diterpa hujan deras waktu ituh.

So, kadang aku juga pengen berbagi sensasi rasa ituh ke kalian,... akan kuusahakan untuk easily forgive lah,... kali ajah ada yang kena
dan menular. It's fun and cool to forgive, loh...
mau nyoba????.. huehehehhehee
Bless you!!!

Labels: ,

===>>> Digores oleh: dwiAgus di UjungJariku | @ 11:14 AM | |

<<< === === >>>


The Final Chapter of Paulo Coelho's THE PILGRIMAGE

Posted on Thursday, November 18, 2004

[tulisan yang tertunda]
Finally,...
I finished reading "The Pilgrimage", a Paulo Coelho's book. You guys, might have known Paulo through his famous Book "the Alchemist". Even though it is as inspiring and invigorating as the Alchemist, the Pilgrimage has a little bit more complicated words and phrase, and it's not really as easy-to-digest as the Alchemist. I needed to go back and forth and re-read over again some pages. It meant that I got either inspired or confused and didn't understand what the idea had been introduced in the earlier pages. huehehehehe

You may want to recall the story in the Alchemist, which tell the story of a young shepherd who had a dream and were willing to give up everything to chase after his dream. It shows you that it is important for everyone of us to have a dream, and CHASE AFTER it, coz the universe will gather its power and everything to help us chasing our dream,.. our real and true dream. We just need to look around and pay attention to the OMEN provided, (that’s what Palo called it, OMEN), and feel it, then we would know what we should do next to find out where our treasure is. And a dream will always make people more alive, and high-spirited, re-born, and help them get out from their little warm box of status quo, and dare to travel across the ocean and continent to face all the challenges and uncertainty, and get surprised by what they would get in the end of the journey.. Those are all in the Alchemist.

While in the Pilgrimage, it has also the same adventurous theme. An adventure to search a sword, which actually had been just a grab away from Paulo’s hands, but Paulo (Paulo put a character of himself in the book) had not been ready yet and not pure enough to receive the sword, .. .so the sword had to go somewhere out there, and to re-claim it again, Paulo needed to take a route, a medieval route known as the Strange Road to Santiago, a route that took a road from a small city in southern area of France crossing north area of Spain to the west.

Perhaps the story of the journey detailed in the book would make you bored if you can not enjoy the deep, inspiring, poetic, and philosophic words in the conversations exchanged by Paulo and his guide. Further, while the journey move on through chapters, Paulo put one little exercise in the end of each chapter, with a flat flow of the story. It made me want to open the next following chapters and wondering where Paulo want me to go in the end.

And it is in the final chapter where we would find the end of journey with a surprising finding. Let me quote one paragraph from there.
“It is not a sin to be happy. Half a dozen exercises and an attentive ear are enough to allow us to realize our most impossible dreams. Because of my pride in wisdom, you made me walk the Road that every person can walk, and discover what everyone else already knows if they have paid the slightest attention to life. You made me see that the search for happiness is a personal search and not a model we can pass on to others. Before finding my sword, I had to discover its secret - and the secret was so simple; it was to know what to do with it. With it and with the happiness that it would represent to me."

Yes, our quest is not how to achieve your goals and dreams, but to know what you would do with your goals and dreams as if achieved and what would you do with that and the happiness and joy that your goals and dreams bring in.

That recalled me to my childhood dream,.. you want to know my childhood dream, what I want to be in the future? Menristek, Minister of Research and Technology, like Mr. BJ Habibie,.. huehehhehe...
But then again now, I feel that I need to restructure all my dreams again, trying to figure out what I want to do with my dreams when they actually come true.

Labels: ,

===>>> Digores oleh: dwiAgus di UjungJariku | @ 9:46 AM | |

<<< === === >>>